Sabtu, 15 Juli 2017

Saya Sangat Mencintaimu Karena Itu Saya Membenci Diriku

aya mencintaimu. Sangat. Entah mengapa padahal kita tak pernah bertemu sebelumnya. Yah, saya sungguh tak pernah melihatmu padahal di tempat itu ada potensi kita bertemu dalam rutinitas yang menjemukan. Saya tidak tahu, apa karena kau cantik lantas saya jatuh cinta, bisa ya juga bisa tidak. Bisa tidak karena karena ada begitu banyak yang cantik bahkan lebih darimu tapi saya tak mencintainya. Bisa ya karena kau sungguh cantik. Caramu tersenyum menghanyutkanku ke alam sunyi. Caramu memandangku mengingatkanku pada lembah yang diam dan tenang. Suaramu selalu menggetarkan dadaku. Caramu merajuk membuatku tersadar bahwa ada sisi indah dalam hidup ini yang harus disyukuri. Kau lebih dari sebuah definisiku tentang keindahan dan keutuhan. Namun saya sadar saya bukan apa-apa karena itulah kau tidak terjangkau. Saya hanya memendam rindu bersama denting sunyi. Saya hanya bisa dibakar cemburu hingga menjadi debu. Karena itulah saya hanya duduk terdiam memandangmu tersenyum, merajuk, dan berjalan sambil sesekali tersenyum mendengar celotehamu yang manja. Saya tak pernah berharap suatu saat kau akan tahu betapa saya mencintaimu karena justru akan membuatmu membenciku. Meskipun kau tak membenciku tapi saya tak akan pernah lagi meihatmu tersenyum sambil merajuk. Seperti sebuah taman bunga yang selalu dikunjungi banyak kupu-kupu, ketika ada yang mengusirnya, yang ada hanya taman bunga yang memang tetap indah tapi tidak lagi menenangkan. Betapa kau begitu jauh. Sangat. Saya hanya bisa merasakan cinta dan rindu ini menggumpal. Kau sangat cantik. Senyummu. Pandanganmu. Suaramu. Saya sangat suka melihatmu duduk sambil mendengar orang lain bercerita dan sesekali menimpalinya. Saya mencintaimu. Sangat. Karena itulah saya sangat membenci diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar