Minggu, 27 Maret 2016

Perempuan Yang Tak Akan Pernah Kau Sebut Namanya Lagi

Malam itu pesanmu datang via messengger. Kau mengajakku ngopi di tempat biasa. Memang hampir tiga bulan kita tak pernah ngopi lagi. Kesibukan telah merenggut kebiasaan baik itu.
www,pexels,com

Setelah kopi datang, dan cerita-cerita tentang perkembangan kesibukan kita masing-masing, kau membakar marlboro lights yang keempat sejak kita bertemu. Setelah dua hisapan yang dalam, dan tegukan kopi, kau mulai bercerita tentang seorang perempuan.

Di antara beberapa perempuan yang pernah kau cintai, dialah yang memberi bukan saja luka tapi rasa malu yang tak terhingga. Bukan saja dia tidak mencintaimu, tapi juga seperti melemparkan tai anjing ke wajahmu. Selama kau berusaha keras mencairkan hatinya, dia justru mencintai orang lain. Dan bodohnya, kau tetap mengejarnya. Bukan itu saja, orang-orang di sekelilingnya pun turut memanfaatkan dirimu. Dan bodohnya, kau pasrah diperalat. Seperti kerbau yang dengan sukarela masuk ke rumah jagal. 

Akhirnya dia menerimamu sebagai kekasihnya namun setengah hati karena setengah hatinya ada pada lelaki yang sangat dia cintai itu. Yang celakanya, setengah hati yang ada padamu juga kosong. Dan ketika kau berusaha sangat-sangat keras menyesuaikan diri dengannya, begitu mudahnya dia memutuskan hubungan kalian. Atas semua yang terjadi, bukan salahnya. Kau yang sepenuhnya salah karena ada begitu banyak hal yang seharusnya membuatmu berhenti mengejarnya namun kau abaikan. Bisa jadi saat itupun ia menerimamu sebagai kekasihnya bukan karena cinta, tapi kasihan melihatmu berusaha terlalu keras.

Setelah kubayar kopi, kita berpisah dengan janji akan bertemu tiga hari ke depan. Saya tahu pasti tiga hari ke depan, atau lima hari ke depannya lagi, kita tak bisa bertemu. Pada usia kita sekarang. kesibukan hanya kalah oleh ritual ibadah saja.

Sebelum helm terpasang sempurna di kepalamu, sekilas kulihat matamu merah menahan tangis. Saya sangat tahu, perempuan itu tidak akan pernah mencintaimu. Bukan karena dia mencintai laki-laki rekan kerjanya. Tapi karena sebentar lagi kami akan menikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar